Sebagai hasil interaksi selama beberapa dekade antara penambang dan pedagang dari berbagai kelompok etnis di seluruh nusantara, Sawahlunto telah berkembang menjadi kota yang beragam, terbuka, dan multikultural dengan bahasa dan tradisi budaya yang unik. Salah satunya adalah Bahasa Tangsi yang telah diakui sebagai warisan budaya tak benda Indonesia.
Dalam rekaman sejarah lisan ini, Bapak Sajiman, pelestari kesenian dan kebudayaan Jawa, Ibu Eng, pegiat Bahasa Tangsi, Ibu Liu Hang Lun Nio (Ni Lun), keturunan peranakan Tionghoa, Ibu Refmainur, warga Tangsi dari suku Minang, dan Bapak Lamhot Sihotang, warga Tangsi juga dari Suku Batak, berbagi cerita mereka.